Pagi itu, mentari masih enggan menampakkan sinarnya,
namun sayup dari mega merah pun semakin hilang termakan waktu, dan hari indah
pertama sekolah tahun ajaran baru akan segera bergulir, dengan ditandainya
sinar dari mentari pagi semakin tampak di sela awan yang menggumpal.
Terlihat beberapa siswa-siswi sedang berjalan kaki
memijaki jalan ke sekolah tercintaku yaitu SMA Negeri 1 Purwosari atau yang
lebih sering disebut SMANESA, namun ada pula beberapa diantaranya menaiki
kendaraan pribadi ataupun diantar oleh orang tua dan tidak jarang adapula yang
diantar oleh pacar, gebetan, selingkuhan, danlain sebagainya :D. Halaman dan
ruang kelas yang tadinya sepi itu kini dipenuhi siswa-siswi yang baru saja
memulai kegiatannya sebagai murid-murid SMA seperti biasanya setelah 2 minggu
sebelumnya mengisi hari-hari mereka dengan liburan.
Pagi ini pengalaman pertamaku di SMA yaitu memasuki
kelas baru sesuai dengan jurusan yang sesuai dengan kemampuanku yaitu IPA,
setelah mendapati nilai raporku kelas 1 cukup mendukungku untuk memasuki
jurusan anak-anak pintar ini :D, walau sebelum itu aku mendapatkan saran dalam
hasil psikotes untuk memasuki jurusan
IPS. Namaku Awan, aku salah
satu pelajar di SMANESA. Aku tidak begitu istimewa,tidak begitu pintar, tapi
yang terpenting aku jalani hidup ini sesuai alur hidup ini mengarah. Aku punya
hobi membaca, bermain bola, dan masih banyak lagi.
***
Hari kedua setelah pembagian kelas, aku mendapatkan
kelas di XI IA 2, lalu akupun bergegas menempati bangku paling belakang, supaya
bisa memdapatkan pemandangan kelas yang sesuai. Aku sebangku dengan Rojih, ia
teman baru di kelas ini, walau sebelumnya aku sudah mengenalnya dalam pembinaan
OSN Matematika kelas 1 dulu, tapi belum akrab. Dan beberapa jam terlewati
dengan obrolan singkat dengan teman sebangku ku tersebut, namun yang paling
berkesan ialah momen perkenalan di depan kelas, ada salah satu cewek yang
berkenalan namanya Citra Eri Luki, selang beberapa detik tatapanku langsung
terpaku pada sosok cewek tersebut, dan seakan waktu berhenti untuk sejenak. Aku
memang sudah mengenalnya sebelum memasuki SMA, kami berdua bertemu dalam satu
kursus sebelum memasuki SMA ini, dan pada
waktu itu pula terjadi kejadian yang sama saat perkenalan, tatapanku
terpaku pada cewek yang akrab dipanggil Luki itu.
***
Setelah 1 minggu terlewati setiap hari hampir aku
disibukkan dengan tugas dan PR, namun berbeda dengan hari ini, jam terakhir
yaitu FISIKA salah satu pelajaran yang aku gemari, hanya perkenalan materi tanpa
perkenalan guru, karena gurunya tetap dari kelas 1 yaitu bu Nury. Hatiku senang
sekali karena materinya agak mudah dipahami, dan karakter mengajarnya aku sudah
lumayan hafal, lalu seperti biasanya di akhir
pelajaran Bu Nury memberi beberapa PR yang lumayan menantang. Dan PR
tersebut hari esok harus sudah selesai, dan harus dikumpulkan.
Kuayuhkan langkah kakiku yang gontai, menapaki jalan
pulang dan bergumam bagaimana aku bisa mengerkan PR Fisika tadi, kupercepat
langkah kedua kakiku, agar segera sampai di rumah, dan saat di dalam angkutan
umum kutarik jendela dekat tempat dudukku dan menatap terarah ke jalan raya
selama perjalanan pulang. "Bagaimana cara mengerjakan PR
fisika tadi, aku ingin sekali bisa menguasai ilmu Fisika, namun kemampuanku
hanya setinggi bukit yang jauh di bawah gunung". Kuberanjak dari
lamunanku dan bergegas turun dari dalam angkot tersebut, lalu meneruskan
kembali menjejaki jalan setapak menuju rumahku.
Setelah malam tiba, akupun mulai bergegas membuka buku
Fisika, dan mencoba mengerjakan PR tadi, memang sangat sulit di kerjakan, namun
setelah kuusahakan untuk bisa, hanya seperempat saja yang
aku bisa, dan akhirnya kututup buku penuh suka duka itu. Tak lama setelah
aku menutup buku, ada sms masuk dari nomer yang tidak kukenali. ”hey,
assalamu’alaikum, ini Awan yah?”
sebaris kalimat tanya pada sms tersebut, dalam hati masih penuh tanda tanya
siapakah yang sms ini ? , lalu akupun segera membalas smsnya “hey juga,
walaikumsalam, iya ini Awan, ini
siapa?”,”ini aku citra eri luki, teman sekelasmu lhoo, tau kan?” jawabnya walau
sedikit lama ia membalas sms.
Setelah mengetahui itu hatiku pun mulai semangat lagi, seakan ada warna baru
dalam hidup ini, karena orang yang selama ini aku kagumi sms aku terlebih
dahulu. Tidak lama kemudian ia meminta belajar bersama melalui sms tentang PR
Fisika tadi siang, akupun tak berpikir panjang langsung menelfonnya, dalam
perbincangan itu pun semakin terjalin keakraban pada kami berdua walau baru pertama
kali berbincang lewat telepon, dan hatiku saat itu berdebar dengan kencangnya
seperti ombak di lautan lepas.
***
Semenjak kejadian tersebut, durasi bertemu dengan Luki menjadi
sangat sering, sms pun tidak jarang sampai larut malam, tiap hari bisa bercanda
tawa dengannya, karena dia duduk di depan bangku ku, rojih pun ikut berperan dalam
mewarnai canda tawa kami, tanpa tersadar aku benar – benar merasakan ada
keganjalan dihati ini, menemukan keindahan dunia dan semangat hidupku. Menjadi
sering memikirkannya, apalagi jantung ini yg berdetak lebih kencang layaknya
kelinci yang melompat – lompat kegirangan jika berada didekatnya.
kurebahkan badanku pada kasur empukku, kupandangi foto di hape usang yang semenjak tadi kupegang, diluar sana masih terdengar bunyi hembusan angin yang membuat petangku semakin dingin. Beranjak aku bangun dan bergegas mengambil wudhu’ serta mengambil kopyah dan sajadah setelah mendengar suara adzan isya di berbagai masjid maupun mushollah dekat rumahku berada. "Ya Allah, apakah ini namanya jatuh cinta, baru kali ini jantungku berdetak dengan kencang, melihatnya pun begitu semangat menjalani hidup, aku mencintainya karena-Mu ya allah. Ya Allah, seandainya dia memang jodohku serta baik untuk hidupku, agamaku, serta akhiratku, dekatlkanlah dia padaku. Dan jika dia tidak baik untuk hidupku, agamaku, serta akhiratku, maka jauhkanlah diriku dengannya" Ku alunkan do’a diakhir beberapa do’aku kepada-Nya.
kurebahkan badanku pada kasur empukku, kupandangi foto di hape usang yang semenjak tadi kupegang, diluar sana masih terdengar bunyi hembusan angin yang membuat petangku semakin dingin. Beranjak aku bangun dan bergegas mengambil wudhu’ serta mengambil kopyah dan sajadah setelah mendengar suara adzan isya di berbagai masjid maupun mushollah dekat rumahku berada. "Ya Allah, apakah ini namanya jatuh cinta, baru kali ini jantungku berdetak dengan kencang, melihatnya pun begitu semangat menjalani hidup, aku mencintainya karena-Mu ya allah. Ya Allah, seandainya dia memang jodohku serta baik untuk hidupku, agamaku, serta akhiratku, dekatlkanlah dia padaku. Dan jika dia tidak baik untuk hidupku, agamaku, serta akhiratku, maka jauhkanlah diriku dengannya" Ku alunkan do’a diakhir beberapa do’aku kepada-Nya.
Kini pagi mulai menyibak, namun mentari terlihat masih
enggan menampakkan sinarnya. Sisa dedaunan semalam masih berserakan diteras
rumah. Mega yang gelap menuntunku berangkat sekolah, setibanya disana, kulihat
telah ada yang berdiri tegap yang kuyakini itu Luki. Ya, aku
dapat mengenali tubuh setinggiku namun sedikit kurus cantik itu. Sedang apa dia
sepagi ini dia berangkat? Apakah ia juga ingin menjadi orang yang pertama
datang di sekolah? Namun bersama
siapa?
" Luki?" sapaku agak terkejut melihatnya
" Luki?" sapaku agak terkejut melihatnya
"Awan?"
"ce’ilee pagi amat kalau berangkat sekolah, emang biasanya begitu yaah?"
tanyaku memburu kepadanya.
"oh tidak, ada urusan mangkannya aku berangkat pagi, sekalian piket dan bisa ketemu kamu."
"aah masak, emang ratu gombal kamu itu!" jawabku singkat sambil menatapi mata indahnya dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya. Namun Luki bergegas untuk pergi
"oh tidak, ada urusan mangkannya aku berangkat pagi, sekalian piket dan bisa ketemu kamu."
"aah masak, emang ratu gombal kamu itu!" jawabku singkat sambil menatapi mata indahnya dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya. Namun Luki bergegas untuk pergi
"Hey wan, aku cabut
duluan yah, soal tadi malam terima kasih banyak, senang bisa mengenalmu."
"Oh iya, selamat pagi yah Luki, kamu pagi ini cantik banget deh” terlepas kata-kata itu dari mulutku, namun Luki hanya tersenyum manis padaku tanpa mengucapkan satu patah katapun sesembari dia beranjak pergi dimana kami berdua tadi mengobrol. Dalam hatiku berkata ”apakah dia merasa kalau aku terpesona akan indah dirinya dan keceriaannya yang selalu berimbas pada kesedihanku yang menjadi ceria lagi?” , semua pertanyaan itu belum terjawab, namun semangatku mulai runtuh saat mengingat kalau dia masih berpacaran dengan kakak kelas sekaligus senior exkul futsal di sekolahku ini ialah Erik. Memang Erik dan Luki terlihat bersama mulai kelas 1 dulu, namun aku terlambat mau berkenalan dengan Luki kala itu, karena aku kalah keren dan kalah ganteng dengan Erik, Serta Luki terkenal pintar sedangkan aku hanya siswa yang tak mungkin bisa menandinginya, maka dari itu aku hanya memendam niatanku berkenalan dengannya. Bagai seorang rakyat jelata yang mengagumi seorang putri raja yang sudah memiliki pangerannya, Apakah aku bisa mendapatkan cintanya? Yaa mungkin saja kalau ada usaha yang terus menerus, dan tawakkal dalam setiap melangkah dan mengingat-Nya.
"Oh iya, selamat pagi yah Luki, kamu pagi ini cantik banget deh” terlepas kata-kata itu dari mulutku, namun Luki hanya tersenyum manis padaku tanpa mengucapkan satu patah katapun sesembari dia beranjak pergi dimana kami berdua tadi mengobrol. Dalam hatiku berkata ”apakah dia merasa kalau aku terpesona akan indah dirinya dan keceriaannya yang selalu berimbas pada kesedihanku yang menjadi ceria lagi?” , semua pertanyaan itu belum terjawab, namun semangatku mulai runtuh saat mengingat kalau dia masih berpacaran dengan kakak kelas sekaligus senior exkul futsal di sekolahku ini ialah Erik. Memang Erik dan Luki terlihat bersama mulai kelas 1 dulu, namun aku terlambat mau berkenalan dengan Luki kala itu, karena aku kalah keren dan kalah ganteng dengan Erik, Serta Luki terkenal pintar sedangkan aku hanya siswa yang tak mungkin bisa menandinginya, maka dari itu aku hanya memendam niatanku berkenalan dengannya. Bagai seorang rakyat jelata yang mengagumi seorang putri raja yang sudah memiliki pangerannya, Apakah aku bisa mendapatkan cintanya? Yaa mungkin saja kalau ada usaha yang terus menerus, dan tawakkal dalam setiap melangkah dan mengingat-Nya.
Kulihat Luki tampak sedikit pucat, dan tak ada lagi senyum di bibirnya. Kusapa
dia dari bangku ku “hey, kenapa niih, manyun mulu?” “tidak kenapa-kenapa kog, kamu itu yang manyun
mulu dari tadi :D” jawabnya dengan sedikit tertawa walau aku merasa dan
menyakini bahwa ada masalah yang dihadapinya,
”aku manyun kan karena aku sedih ngeliat matahari kalah bersinar dengan
sinarmu”.
“emang aku lampu yaah, bisa
bersinar? Hehehe eeh belajar Fisika yuk” sautnya dengan sedikit memperhatikanku.
“ayo, apa sih yang nggak buat
bidadari di pagi ini”.
Kami pun belajar bersama sebelum guru Fisika datang, karena
pada hari ini Fisika jam pertama, sedikit gugup belajar bersama dan saling
belajar dan mengajari, benih-benih cinta itupun menyebar melebihi kecepatan
cahaya, bagai radiasi sinar UV menuju bumi, dan bagai gelombang di permukaan
air menyebar kesegala arah J. Begitu bu
Nury tiba di dalam kelas kamipun langsung mengganti tempat duduk kami yang
semula berhadapan menjadi seperti duduk pada kelas yang semestinya.
"Ayo dikumpulkan, dapat PR kan kemarin, apakah ada yang tidak bisa di
kerjakan” saut bu Nury setelah bedo’a dan menjawab salam yang menjadi kebiasaan
siswa-siswi SMANESA sebelum memulai pelajaran yaitu mengucapkan salam
bersamaman.
“ada bu... semua tidak bisa..!!”
seru candaan teman-teman sekelasku ditemani tawa ringan untuk memulai
pelajaran, kala itu aku yang masih belum menguasai pelajaran Fisika terlalu
dalam, kusebut saja Luki setelah bu
Nury bertanya siapakah yang bisa mengerjakan PR itu, Luki pun
malu-malu tapi mau untuk maju kedepan, alhasil waw pekerjaan yang ditulis ke
papan hasil belajar bersama kami berdua di nilai benar, namun setelah itu bu
Nury mengetes Luki, dan
ternyata dia bisa mengerjakannya dengan mudah, sedangkan aku dan Rojih hanya
tertegun melihat kepintaran bidadari hatiku ini.
“cieee, bidadari banget deh, udah cantik, ngangenin, pintar lagi, siapa
yang tidak jatuh cinta pada Luki” kata rojih bisik-bisik telingaku sesembari kami
melihat Luki mulai
kembali ke tempat duduk di depanku.
“apa’an sih, udah punya cowok tau dia nya” sautku dengan pipi memerah.
“sebelum janur kuning melengkung
masih ada harapan untuk mendapatkan cintanya bro” saut Rojih menyemangatiku.
“hey, Luki ada yang
ngefans kamu ni!!” kata Rojih setelah Luki duduk didepanku
“hey, siapa jih?” tanya Luki balik.
“nii, brudu yang tidak jadi kodok :D” jawab Rojih mengejekku karena aku
takut dengan kodok.
“ahh, tidak kok, tapi memang
benar-benar hebat kamu Luki, jadi makin
sayang deh J” sautku
menyela obrolan mereka.
“ahh, masak sih, biasa aja wan, terima kasih yah atas pujiannya”
“iya sama-sama”jawabku menanggapi ucapan Luki.
***
Setelah
pulang sekolah aku pun mulai menjalankan kewajibanku sebagai muslim yaitu
sholat 5 waktu dan mengaji. Setelah ku jalankan semua kegiatan, tubuhku pun
mulai lelah dan beranjak ke tempat tidur walau belum belajar sebelumnya. Namun,
ada getar hape diselah aku ingin
memejamkan mata, ternyata sms dari Luki.
“hey, selamat malam cowok, gak belajar ta?”
“hehehe, belum nih, pikiranku masih kacau karena kangen bidadari” balas
smsku dengan membayangkannya dia di sampingku.
“siapa bidadarinya?”balasnya.
“bidadariku kan kamu putri kodok” jawabku dengan senyum-senyum seperti
orang gila.
“berani ngrayu-ngrayu aku, ceweknya marah lho ntar, nakal ancen pangeran
brudunya”
“aku tidak punya cewek :P, yaah kamu itu udah punya cowok” balasku sedikit
memancing jawabannya.
“aku udah gak punya cowok :’(“ balasan sms nya membuat aku tercengan
sementara, rasa sedih dan bahagia pun tercampur menjadi satu seperi urap-urap
:D, malam itupun kulalui dengan cerita sedih tentang cintanya, dia di putusin
cowoknya Erik, Erik lebih
memilih cewek lain setauku dari teman-temannya, namun meski begitu yang aku tau
dia adalah cewek tertegar yang aku temui setelah ibuku dan nenekku. Seandainya
aku jadi Erik aku pasti
akan membahagiakannya selalu, membuat dia selalu tersenyum, dan membagi kisah
cinta bersamanya.
Semenjak itu aku dan Luki pun semakin dekat, dan seperti sahabat, dia sering menyemangatiku,
membantu mengerjakan PR ku, dan yang paling tidak bisa ku lupakan adalah saat
seleksi OSN di sekolah kami, Rojih dan Luki terpanggil, dan namaku tak tersebut
oleh panitia OSN, Luki yang
mengetaui itu langsung menoleh ke arahku, memandangiku dengan telitinya, akupun
berusaha tegar seperti dirinya, namun masih saja dia mengetaui apa kata hatiku,
yaaah.. kenapa namaku tidak terpanggil. Setelah beberapa menit panitia selesai
memberi pengumuman, Luki langsung
meminta tukar tempat kepada Rojih, aku yang saat itu sedang tertekan dan
membutuhkan seorang sahabat, ada sesosok Luki yang hadir menghiburku, hadir untuk
memotivasiku, dan saat itulah aku mengetahui aku jatuh cinta pada cewek yang
benar ialah Luki. Setelah
bel istirahat berbunyi ia mengajakku untuk jalan-jalan memutari
sekolah, hitung-hitung menghilangkan tekanan batinku, tapi sesampai di depan
lab Fisika, kami bertemu pak Joko Pitono, Ketua panitia OSN sekolah kami.
Awalnya perbincangan biasa antara Luki dan pak Joko, tapi beberapa saat
kemudian Luki
memohon-mohon dengan tulusnya pada Pak Joko seperti artis pemeran film sambil sesekali
melihatku.
“saya mohon pak beri satu kesempatan pada teman saya pak,
saya yakin dia mampu pak”.
Dengan keputusan yang tidak begitu berekspresi pak Joko yang awalnya bersikeras
aku tidak bisa ikut, akhirnya luluh dengan rayuan dan permohonan dari
bidadariku Luki, entah
karena apa pak Joko menerimaku sebagai peserta seleksi OSN, mungkin memang dia
jago dalam merayu, atau mungkin itulah yang ada dihatinya saat itu tulus menolongku,
tapi yang aku tau semenjak kejadian itu, aku berniat membalas budi baik dari Luki, karenanya
sedikit menguasai pelajaran di sekolah, karena ia aku bisa semangat bersekolah
lagi, dan karena ia aku bisa merasakan arti cinta sebenarnya, dan satu kalimat
dari pak Joko yang aku ingat “buktikan kemampuanmu padanya dan pada saya”.
***
Setelah kejadian itu, akupun berusaha untuk lolos
seleksi OSN di sekolahku, dan alhamdulillahnya, seteelah kemarin di landa badai
dan hujan yang sangat lebat, akhirnya pelangi menghendakiku, aku lolos seleksi
dan terpilih sebagai salah satu peserta OSN Fisika yang mewakili sekolahku,
begitu pula dengan Luki dia
terpilih sebagai peserta OSN kebumian dan ia terpilih sebagai ketua crew
majalah pelajar di sekolah kami, tak lupa Rojih juga ikut terpilih sebagai
peserta OSN kimia, namun yang aku pelajari dalam kejadian ini yaitu pastilah
ada jawaban disetiap masalah dengan melewati jalan-jalan yang berbeda,
untungnya jawaban dari permasalahanku perantaranya adalah Luki, bidadari
yang mewarnai hari-hari sampai detik ini.
***
Beberapa minnggu terlewati
ada perlombaan Adiwiyata, diadakan lomba kelas Adiwiyata, wali kelas kami pada
saat itu bu Siti sangat totalitas, dalam mengikuti lomba tersebut, kels kami di
jadikan seperti hutan yang nyaman dibuat belajar, tentram deh pastinya. Itu
semua yang membuat aku, Rojih, Luki, dan teman-teman lainnya betah sampai sore di kelas.
Namun, kebahagiaanku itu semua mulai sirna setelah Erik mantan
cowoknya Luki
menjemputnya di tengah canda tawaku dengan Luki dan lainnya, Luki pun
langsung menemuinya karena tidak enak dengan tema-teman lainnya, dan mereka
berdua mengobrol di sebelah jalan tak jauh dari kelasku, aku mencoba melihat
dengan cara pura-pura membuang sampah didepan kelas, dan pemandangan yang tak
ku hendaki ternyata terjadi, mereka berdua berdekat-dekatan, dan mesra sekali
ngobrolnya, Luki yang
melihatku langsung memalingkan wajahnya dari tatapanku.
“Ya allah, kenapa kau buat goresan dalam hati ini, aku mencintainya
karena-Mu ya Allah, tapi mengapa aku tak rela dia bersama orang lain, aku harus
bagaimana?” gumamku beberapa detik setelah melihat mereka berdua pegangan
tangan.
Teman-temanku mencoba menghiburku dengan berbagai cara, walau mata ini tak
menangis, hati ini menjerit, dan menangis kesakitan, mendengar kabar bahwa Luki dan Erik balikan.
***
Sesampai dirumah aku
langsung tak bersemangat lagi, baru kali ini hatiku tersayat dengan sakit yang
teramat dalam, namun apa daya semua telah terjadi, aku tak bisa mencegah merek
balikan. Selang beberapa jam kemudian ada saut getar hapeku pertanda sms dari Luki.
“hey, kamu gak apa-apakan du?” sms darinya.
“ J hey juga,
aku gak apa-apa kok, selama kamu bisa tersenyum bahagia aku juga akan tersenyum
bahagia kog putri kodok , hehehe “
balasku.
“bagaimana aku bisa tersenyum bahagia disini, sedangkan disudut sana ada
orang yang sedang menangis kesedihan karena tulus mencintaiku, dan aku
menyayatnya :’(” balasnya.
Setelah membaca sms itu air mataku pun tak terbendung
untukku tahan, baru pertama kali ada seorang cewek yang juga tulus mencintaiku.
Malam itupun, Luki pun
menjelaskan semua alasan mengapa dia menerima mantan kekasih yang telah
menyakitinya dulu itu. Aku pun mencoba tersenyum dalam sakit ini, dan karena
aku tak ingin jauh dari Luki, aku
menganggapnya sebagai sahabatku, yang akan selalu menjadi teman disaat dia
terluka. Karena cowok dari Luki tak mengizinkan Luki terlalu dekat denganku, hubungan
kamipun hari demi hari sedikit merenggang, dia menjga jarak, tak seperti dulu
lagi, namun yang paling terpenting adalah aku masih mencintainya seperti aku
mencintai orang tuaku, Sahabat, teman-teman dan mencintai-Nya.
By : Moch. Rizky
Setiawan / XII IA 3 / 20
Sahabat
Kodok